Oleh: Syamsul Kurniawan
KASUS
bullying berpengaruh dalam perilaku seseorang yang memiliki perilaku
menindas seseorang atau beberapa orang yang lebih lemah agar terlihat kuat.
Perilaku agresif yang ditunjukkan ini sedang marak terjadi di sekitar dan tak
jarang banyak yang mengabaikan kasus yang terjadi tersebut. Dikutip dari situs
UNICEF, bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi
sekali-kali. Anak-anak yang melakukan bullying biasanya berasal dari
status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-anak yang
lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan
posisinya. Dengan demikian, rata-rata pelaku bullying adalah anak yang
berasal dari keluarga berkecukupan yang merasa kualitas hidupnya lebih baik
daripada anak yang terkena bullying.[1] Perilaku yang sudah meluas
ini sudah mulai menyentuh kehidupan banyak orang dan dari ruang lingkup di manapun
dengan berbagai pelaku dan korban dari berbagai usia, jenis kelamin, ras,
agama, atau status sosial ekonomi.
Belakangan
ini, aksi bullying yang kerap terjadi di lembaga-lembaga pendidikan
Islam, tak terkecuali madrasah dan pesantren patut diwaspadai. Dalam beberapa
kasus di madrasah yang terjadi akibat dari bullying tersebut, korban
mengalami luka-luka bahkan mengalami trauma.[2] Demikian pula di
pesantren,[3] bahkan ada kasus yang
menyebabkan seorang santri meninggal dunia.[4] Sungguh ironi, madrasah
dan pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam yang seharusnya menjadi tempat
untuk menimba ilmu pengetahuan untuk pembentukan moral dan rumah kedua yang
aman dan nyaman, malah menjadi tempat pertama dalam terjadinya bullying.[5]
Bullying merupakan
perilaku agresif yang disengaja dan sangat berbahaya dan tidak boleh ditiru
karena dapat menimbulkan kerugian dan berdampak pada kehidupan anak-anak dan
remaja. Perilaku ini sangat umum terjadi pada remaja, bullying dapat
terjadi di berbagai tempat, mulai dari sekolah, di rumah, dan di tempat kerja.
Perilaku bullying cenderung kurang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Ironinya, tidak sedikit – oleh karena ketidaktahuan dampak dari kasus bullying
- yang beranggapan bahwa bullying tidaklah berbahaya, padahal sebenarnya
bullying dapat memberikan dampak buruk bagi korbannya.[6]
Aspek-aspek
bullying meliputi: satu, bullying secara verbal, yaitu menyakiti
atau menertawakan seseorang (menjadikannya bahan lelucon), mengkritik
seseorang, berbohong atau menyebarkan rumor palsu tentang seseorang (fitnah),
memaki, membentak dan memerintah; dua, bullying secara sosial, yaitu
penolakan secara sengaja atau pengucilan seseorang dari kelompok teman atau
mengucilkan mereka atau mengirimkan catatan dan berusaha membuat orang lain
tidak menyukainya (diskriminasi); dan tiga, bullying secara fisik, yaitu
memukul, menendang, mendorong, menarik, mencubit, mempermainkan atau meneror
dan melakukan hal-hal dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian. Bentuk dan jenis bullying
yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain mempunyai tujuan yang sama,
yaitu untuk "memberi tekanan" kepada korban dan memperoleh kepuasan
dari perlakuan tersebut. Pelaku senang melihat korban ketakutan dan gelisah.[7]
Perilaku
bullying sangat berdampak bagi korban, karena dari perilaku bullying
korban akan mengalami gangguan pada emosi dan mentalnya. Mereka dapat mengalami
hilangnya kepercayaan diri, stress, trauma, hingga bunuh diri. Terkadang bagi
pelaku, perilaku yang mereka lakukan hanyalah candaan untuk mengejek sang
korban. Tetapi bagi korban perilaku tersebut tidak dapat diterima karena hal
tersebut sangat mempengaruhi mentalnya. Maka dari itu, penting bagi madrasah dan
pesantren untuk meminimalkan seminimal mungkin kasus bullying di
lingkungan sosialnya.
Tidak
Selayaknya Terjadi
Sebagai
lembaga pendidikan Islam, yang mana dasar pendidikannya merujuk ke Al-Qur‘an
dan as-Sunnah, bullying tidak seharusnya terjadi di madrasah maupun
pesantren. Pada Qs al-Hujurat ayat 11, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang
yang beriman, janganlah engkau laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh
jadi mereka yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Lalu maka jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan perempuan lainnya, bisa saja yang direndahkan
tersebut lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu dan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim. Menurut tafsir Al-Maraghi, ayat tentang bullying
tersebut diturunkan oleh Allah Swt sebagai teguran bagi Bani Tamim yang kerap
kali melakukan perundungan kepada sahabat Rasulullah yang miskin. Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda,
"Seorang Muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan
tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang
oleh Allah" (HR Imam Bukhari).
Bullying yang
mengarah pada kekerasan fisik yang mengarah pada perbuatan menganiaya juga amat
dikecam keras, sebagaimana hadits dari Jabir bahwasanya Rasulullah bersabda: “Takutlah
engkau semua -hindarkanlah dirimu semua- akan perbuatan menganiaya, sebab
menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat."
(HR Muslim)
[1]
M. A. Komaruddiansyah, “Perlindungan Hak Asasi Manusia di Lingkungan Sekolah,”
Nomos: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, vol. 1, no. 2, pp. 51–57, 2021.
[2] AJNN, “Sempat Viral di
Medsos, Kasus Bullying Murid Madrasah Ibtidaiyah Pidie Jaya Berakhir Damai”, 17
Januari 2024. https://www.ajnn.net/news/sempat-viral-di-medsos-kasus-bullying-murid-madrasah-ibtidaiyah-pidie-jaya-berakhir-damai/index.html; Viva.co.id, “Dua Pelajar Madrasah Tsanawiyah di Bekasi Jadi Korban
Perundungan Sadis, Polisi Selidiki”. 3
Oktober 2023. https://www.viva.co.id/trending/1643480-dua-pelajar-madrasah-tsanawiyah-di-bekasi-jadi-korban-perundungan-sadis-polisi-selidiki; Teropong News.com, Kasus “Bullying” Siswi MTs di Kota
Sorong Berakhir Damai Usai Dimediasi, https://teropongnews.com/2023/11/kasus-bullying-siswi-mts-di-kota-sorong-berakhir-damai-usai-dimediasi/. 20 Nopember 2023. WARTA KOTALive.com, 2 Oktober 2023.
“Kronologi Dua Siswa MTs di Kabupaten Bekasi Jadi Korban Perundungan, Alami
Luka Hingga Trauma”, https://wartakota.tribunnews.com/2023/10/02/kronologi-dua-siswi-mts-di-kabupaten-bekasi-jadi-korban-perundungan-alami-luka-hingga-trauma; Redaksi Kompas.com, “Siswa
MAN 1 Medan "Di-bully" Kakak Kelas, Disuruh Makan Lumpur dan Isap
Sandal”, 25/11/2023. https://medan.kompas.com/read/2023/11/25/184752478/siswa-man-1-medan-di-bully-kakak-kelas-disuruh-makan-lumpur-dan-isap-sandal.
[3] Tempo,
“Kronologi Bullying di Pondok Pesantren Malang, Senior Siksa Adik Kelas Pakai
Setrika”, Tempo.co (24 Feb 2024),
https://metro.tempo.co/read/1837286/kronologi-bullying-di-pondok-pesantren-malang-senior-siksa-adik-kelas-pakai-setrika,
accessed 7 Jan 2024.
[4] Detik
News, “Santri Kediri Tewas Di-bully, KemenPPPA: Alarm Keras Pesantren
Keagamaan”, DETIKNEWS (28 Feb 2024).
[5]
Adinda Zahra Nur Aulia, Athaya Ramadhani Putri Cheriyanto, Dini Amalia, Tiara
Alifia, Yafi’tasanee Fakhrissa, Eva Laila Rizkiyah, “Penerapan Sikap Religius
Dalam Kasus Bullying”, dalam Moderasi: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
(2023) 1:1, 1-25. (1)
[6]
Adinda Zahra Nur Aulia, Athaya Ramadhani Putri Cheriyanto, Dini Amalia, Tiara
Alifia, Yafi’tasanee Fakhrissa, Eva Laila Rizkiyah, “Penerapan Sikap Religius
Dalam Kasus Bullying”, dalam Moderasi: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
(2023) 1:1, 1-25. (7)
[7]
Adinda Zahra Nur Aulia, Athaya Ramadhani Putri Cheriyanto, Dini Amalia, Tiara
Alifia, Yafi’tasanee Fakhrissa, Eva Laila Rizkiyah, “Penerapan Sikap Religius
Dalam Kasus Bullying”, dalam Moderasi: Jurnal Kajian Islam Kontemporer
(2023) 1:1, 1-25. (7-8)
No comments:
Post a Comment