Friday, December 29, 2023

Pendidikan Karakter dan Lingkungan Sosial Pendidikan yang Penting

Oleh: Syamsul Kurniawan

Pendidikan karakter adalah sebuah hal penting, dan menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat sekarang. Namun, manfaat dari pendidikan karakter hasilnya jelas tidak instant, hanya bisa dirasakan dampaknya di masa depan pada kehidupan di masyarakat. Pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan karakter positif diri tiap-tiap individu, sehingga dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya secara positif dan bermartabat.

Sejumlah hasil penelitian, mengungkap tentang pentingnya pendidikan karakter. Hasil penelitian Chicago Tribune US Dept of Health & Human Services tentang faktor-faktor resiko “gagal sekolah” pada anak-anak, senyatanya bukan ukurannya pada kemampuan kognitif mereka, melainkan psikososialnya (meliputi: kecerdasan sosial dan emosional), kepercayaan diri, rasa ingin tahu, motivasi, kemampuan mengontrol diri, tidak sulit berkonsentrasi, adanya kemampuan bekerjasama, mudah bergaul, berempati, dan tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi.  

Jika masyarakatnya berkarakter oleh karena pendidikannya berkarakter, maka efeknya juga beririsan dengan kemajuan bangsa dan negara ini. Dengan menyadari pentingnya pendidikan karakter ini, selayaknya ia dapatlah diakses oleh semua anggota masyarakat di negara ini tanpa terkecuali. Jika tidak, maka dampaknya juga serius terhadap arah masyarakat, dan lebih luas mempengaruhi kemajuan bangsa dan negara.

Thomas Lickona, seorang pakar pendidikan dari Cortland University mencatat setidaknya sepuluh gejala yang harus diwaspadai akibat dari krisis karakter pada suatu bangsa atau negara: satu, meningkatnya kekerasan di kalangan generasi muda; dua, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; tiga, pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan; empat, meningkatnya perilaku merusak diri seperti penyalahgunaan narkoba, alkohol dan seks bebas; lima, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; enam, etos kerja masyarakat menurun; tujuh, semakin memudarnya rasa hormat anak muda kepada orang tua dan guru-guru mereka; delapan, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; sembilan, membudayanya ketidakjujuran; sepuluh, adanya rasa saling curiga dan menebar kebencian di antara sesamanya. Tidakkah krisis karakter sebagaimana diungkap oleh Lickona ini agaknya menjadi kecenderungan di Indonesia pada saat ini?

Menyadari tentang ini, pendidikan yang membangun karakter positif adalah sesuatu hal yang penting diwujudkan di semua lingkungan sosial pendidikan yang ada. Lingkungan sosial yang penting dalam konteks pendidikan karakter adalah lingkungan sosial keluarga, kemudian sekolah/perguruan tinggi, dan berikutnya adalah masyarakat. Lazim ketiga lingkungan sosial pendidikan ini disebut dengan tripusat pendidikan karakter.

Di lingkungan sosial pendidikan keluarga, pendidikan karakter bisa diwujudkan oleh orang tua dengan menunjukkan kasih sayangnya pada anak-anaknya. Sebab dengan modal dasar berupa “kasih dan sayang” ini, anak-anak akan merasa disayangi dan menyayangi keluarganya, dan kemudian dengan disengaja atau tidak keluarganya akan menjadi sumber kekuatan yang penting dalam pembangunan karakternya. Dengan demikian pula, muncul situasi saling membantu, saling menghargai, dan saling memberikan pengaruh positif, yang kesemuanya ini mendukung perkembangan positi dari karakter anak. Dengan kata lain, kesediaan anak menerima pendidikan karakter berkembang sejalan dengan berkembangnya perasaan dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati tersebut dalam keluarga. Sementara di lingkungan sosial sekolah dan perguruan tinggi, seseorang mendapatkan pengalaman belajar bersama lebih banyak orang terdidik di sekolah atau perguruan tinggi. Kita lazim menyebutnya dengan guru dan dosen. Guru dan dosen membagi ilmunya dan membangun karakter peserta didiknya. Tentu saja, peran fungsional sama pentingnya dengan kerja-kerja membangun karakter di lingkungan sosial keluarga. Terakhir adalah lingkungan sosial pendidikan masyarakat, sebagai lingkungan sosial yang lebih luas cakupannya jika dibandingkan dengan keluarga dan sekolah/kampus. Peran fungsional lingkungan sosial pendidikan masyarakat juga amat menentukan tumbuh dan kembang karakter seseorang.   

Pendidikan yang membangun karakter, hakikatnya meliputi pengembangan karakter seseorang – baik dalam pengertiannya di sini anak (dalam keluarga), siswa/ mahasiswa (sekolah/ perguruan tinggi), dan anggota masyarakat (jika di masyarakat) – baik secara substansi, proses, dan/atau pengkondisian situasi/kondisi di lingkungan sosial pendidikan untuk mengembangkan kebiasaan positif. Pembiasaan ini harus berlangsung secara terus-menerus sehingga pada gilirannya terbangunlah “karakter positif” dari seseorang tersebut.***   

Kelas yang Menyenangkan

  beberapa orang beranggapan, mutu pendidikan di Indonesia rendah disebabkan karena negara kita yang tidak pernah keluar dari jeratan krisis...