Thursday, August 17, 2023

Perempuan dan Bangsa Ini: Refleksi HUT Kemerdekaan RI ke 78

Oleh: Syamsul Kurniawan

Dalam sejarah perjuangan bangsa ini, peran perempuan sangatlah besar. Kaum perempuan tidak saja ikut di garis depan menjadi pemimpin perjuangan memerdekakan bangsa, tetapi juga berkiprah nyata di bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan untuk mengisi kemerdekaan. Namun demikian, kesadaran kaum perempuan seputar hal ini jangan sampai terkikis. Sebab, jika itu yang terjadi, masa depan bangsa ini dapat dipastikan akan terseok-seok.

Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno dalam Suluh Indonesia Muda (1928) yakin sekali akan hal ini, dan menegaskannya dalam tulisannya tersebut: “Oleh karenanya, hendaklah kaum perempuan mengerti bahwa kerja – perlawanan terhadap pada pengaruhnya proses itu, tidaklah harus dijalankan oleh “pihak yang kuat” saja, tidaklah harus diserahkan kepada kaum laki-laki saja, tetapi haruslah dikerjakan juga oleh “pihak yang lemah” yakni oleh pihak perempuan tadi.

Di masa pembangunan saat ini, kaum perempuan, diharapkan dapat berperan langsung dalam pembangunan. Dalam skala mikro, peran perempuan jelas penting dalam konteks peningkatan kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini, tanggung jawab seputar ini, tidak lagi semata-mata mengandalkan suami (sebagai pihak laki-laki). Kaum perempuan di masa emansipasi ini, bisa berkiprah untuk melakukan aktifitas ekonomi, bekerja dengan berwiraswasta, dan lain-lain untuk membantu menopang ekonomi keluarga. Bahkan kaum perempuan sangat mungkin pula menjadi pekerja profesional maupun pengusaha yang berhasil. Kaum perempuan juga bisa berkiprah sebagai politisi dan tampil sebagai pemimpin di tengah-tengah masyarakat. Di ranah pendidikan, kaum perempuan yang sudah mengenyam pendidikan yang layak dan mencukupi syarat professional sebagai guru atau dosen, hendaknya bisa ikut serta dalam kerja-kerja pencerdasan bangsa; memajukan dunia pendidikan.

Ketika menjalankan perannya memajukan dunia pendiidkan, tentulah ia akan ditagih peran fungsionalnya untuk mencetak peserta didik-peserta didik yang berwawasan luas dan kaya akan pengalaman, menjadi motivator bagi peserta didiknya, dan menunjukkan teladan pada peserta didiknya bahwa kaum perempuan bisa setara dalam kerja-kerja pencerdasan. Dengan demikian dalam konteks kontribusinya di masyarakat, kaum perempuan saat ini, terbuka lebar untuk ikut membangun, sebab zaman ini sudah memungkinkan ia setara dengan laki-laki dalam hal apapun, kecuali yang berkaitan dengan kodratnya sebagai perempuan.

Apalagi, kesadaran emansipasi pada masa ini jelas jauh lebih baik dibandingkan puluhan tahun silam, dan hal ini mestinya menjadi peluang bagi perempuan untuk memaksimalkan perannya sebagaimana telah saya ungkap. Sebab, baik kaum perempuan dan laki-laki, keduanya dibutuhkan bangsa ini untuk menjadi lebih baik. Ir. Sukarno berkata, “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali”.

Menyadari peran perempuan yang tidak lagi kecil di masa pembangunan ini, kaum perempuan harus sadar pentingnya meningkatkan kualitas dirinya sebagai pribadi yang dinamis dan progresif, serta mampu menghadapi tantangan zaman ini yang kompleks dan merubahnya sebagai peluang. Selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Bangkitlah perempuan Indonesia!Mari membangun bersama. INDONESIA RAYA!.***

Kelas yang Menyenangkan

  beberapa orang beranggapan, mutu pendidikan di Indonesia rendah disebabkan karena negara kita yang tidak pernah keluar dari jeratan krisis...