Wednesday, September 13, 2023

Guru Agama Islam dan Kerja Membangun Moderasi Beragama

Oleh: Syamsul Kurniawan

Guru agama Islam adalah pembimbing murid-muridnya dalam rangka membina mentalitas, adab, dan terutama iman dan takwanya pada Allah Swt, yang dibangun dari prinsip-prinsip keberagamaan yang moderat. Guru agama Islam adalah juru penerang, ibarat “suluh”, ia menyampaikan pesan-pesan moderasi beragama yang mencerahkan murid-muridnya. Tujuannya, agar murid-muridnya memahami prinsip-prinsip kebaragamaan yang moderat, dan kemudian mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Peran fungsional guru agama Islam dalam hal ini jelas penting, oleh karena berperan membimbing murid-muridnya dalam mencapai kehidupan yang bermutu, sejahtera lahir batin, serta moderat. Hasil akhir yang ingin dicapai,  pada hakekatnya ialah terwujudnya profil dari murid-murid yang kelak ketika ia berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat, memiliki pemahaman mengenai agamanya secara memadai yang ditunjukkan melalui pengamalannya yang penuh komitmen dan konsisten seraya disertai wawasan keberagamaan yang moderat  untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain meski berbeda agama atau cara dalam beragama.

Tujuan dari kerja-kerja guru agama Islam dalam konteks moderasi beragama adalah mengajak murid-murid kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar, dan menanamkan akhlak yang luhur dan mulia serta meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan murid, memberantas kebodohan agar  memperoleh kehidupan yang bahagia dan sejahtera yang diridhai oleh Allah Swt, namun dilandasi oleh prinsip-prinsip keberagamaan yang moderat.

Menjadi guru agama Islam yang konsisten menebar pesan-pesan keberagamaan yang moderat adalah pilihan. Namun jika dimafhumi, bahwa kerja-kerja yang oleh guru agama Islam lakukan demi tujuan tersebut, dampaknya sangat besar pada murid-muridnya, dan masa depan perdamaian di tengah-tengah kita.

 

Mengapa Penting?

Beragama merupakan fitrah insaniah, sehingga agama menjadi kebutuhan dari semua umat manusia. Kaitannya dengan agama Islam, H. Alamsyah Ratu Perawira Negara dalam bukunya “Bimbingan Masyarakat Beragama (1982: 210) mengemukakan bagaimana umat Islam membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang sejalan dengan petunjuk Allah Swt, yang akan menghantarkannya pada kebahagiaan di dunia dan di alam sesudah mati. Oleh karena itu, peran fungsional guru agama Islam dalam membimbing muridnya dalam beragama sejalan dengan kesadaran ini, jadi sesuatu hal yang penting.

Namun harus dipahami, bahwa dalam realisasi kepemelukan ajaran agama Islam, umat Islam mesti menyadari bahwa mereka hidup dalam situasi keberagaman yang heterogen. Mereka mesti memiliki komitmen bahwa berbeda agama tidak lantas jadi alasan untuk tidak toleran terhadap sesama.

Dari sinilah perlunya pembinaan, bimbingan dan didikan atau perhatian dari semua pihak terhadap murid-murid di sekolah khususnya guru agama Islam mereka, sehingga kelak murid-murid ini di tengah-tengah masyarakat dapat tumbuh dan berkembang menjadi muslim yang beriman, beramal shaleh dan berbudi pekerti luhur, dengan model kebearagamaan yang moderat.

Pembinaan dan pendidikan agama Islam yang baik oleh guru-guru agama Islam mereka, maka akan mampu memotivasi murid-murid di sekolah agar dapat mengembangkan potensi beragamanya dalam keterlibatan peran aktif di setiap kegiatan keagamaan baik secara langsung atau tidak, demi kerukunan dan perdamaian. Pendidikan agama Islam dengan demikian akan menjadi salah satu sarana untuk membangun kesadaran moderasi beragama. Sehingga bentuk-bentuk intoleransi dan intimidasi yang diakibatkan perbedaan agama atau cara beragama di tengah-tengah masyarakat bisa diantisipasi dan menjadi minimal.

Dengan terbangunnya kesadaran moderasi beragama di kalangan murid-murid ini, kelak ketika merela aktif bermasyarakat dan turut serta mensupport kegiatan-kegiatan keagamaan, prinsip-prinsip kebaragamaan yang moderatlah yang mereka kedepankan. Kegiatan  keagamaanyang dimaksudkan di sini sebagaimana disebutkan Jalaluddin, dalam bukunya Pengantar Ilmu Jiwa Agama (1993: 56) berupa, “aktifitas  yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari”.

Moderasi beragama sebut Lukman Hakim Saifuddin dalam bukunya Moderasi Beragama: Tanggapan Atas Masalah, Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya (2022: 20), tidak akan mendangkalkan kualitas keberagamaan. Bahkan justru sebaliknya, akan mempertebal keimanan serta keyakinan akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan yang dianut, tanpa mengabaikan kewarasan dalam beragama di tengah-tengah masyarakat. Sasaran yang dikehendaki adalah terciptanya masyarakat berkepribadian muslim yang moderat, dan mampu melestarikan nilai-nilai moderasi agama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat beragama yang komit terhadap keutuhan bangsa dan negaranya, yang dilandasi oleh suasana kehidupan yang agamis dan mendamaikan.

 

Fungsi Guru Agama Islam yang Diperlukan

Kaitan dengan ini, fungsi guru agama Islam yang diperlukan, antara lain: satu, fungsi motivatif, yang mana guru agama Islam berfungsi dalam mendorong, mendasari dan melandasi cita-cita dan amal perbuatan murid-muridnya dalam segala aspek kehidupan sosial keagamaannya ke arah yang moderat. Dua, fungsi produktif, dalam pengertian mendorong pemeluknya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya melainkan juga untuk orang lain dalam situasi sosial keberagamaan yang moderat. Tiga, fungsi sublimatif, yang artinya guru agama Islam mendorong agama yang diajarkannya pada murid relevan untuk mengkuduskan segala usaha, bukan saja yang bersifat agamawi melainkan juga yang duniawi, selama usaha tersebut tidak bertenangan dengan norma dan kaidah agama. Empat, fungsi integratif, yaitu bagaimana guru agama Islam mampu mengintegrasikan model keberagamaan yang ia ajarkan pada muridnya dengan nilai-nilai moderasi beragama. Dengan menghayati ajaran agama Islam dengan nilai-nilainya yang moderat, murid-murid diharapkan bisa mempunyai kekuatan batin hingga terhindar dari melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinannya sehingga ia mampu menjaga integritas dirinya sebegai muslim yang moderat.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa guru agama Islam mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam memberikan bimbingan keagamaan yang moderat pada murid-muridnya.***

No comments:

Mahasiswa dan Copy Paste Karya Tulis Ilmiah

  MENUMBUHKAN tradisi menulis  di kalangan mahasiswa bukanlah perkara gampang. Apalagi, belakangan muncul gaya hidup instant di kalangan mah...