Saturday, April 27, 2024

Mahasiswa dan Copy Paste Karya Tulis Ilmiah

 


https://www.facebook.com/catatansyamsulkurniawan



MENUMBUHKAN tradisi menulis di kalangan mahasiswa bukanlah perkara gampang. Apalagi, belakangan muncul gaya hidup instant di kalangan mahasiswa. Seperti kecenderungan mahasiswa melakukan plagiasi atau penjiplakan karya tulis demi melengkapi tugas-tugas yang diberikan dosen kepada mereka. Mereka hanya mendownload atau mengunduh materi-materi dari internet yang berkenaan dengan topik yang dibutuhkan, lalu meng-copy paste ke microsoft word.

Dengan sedikit perubahan atau modifikasi, jadilah karya tulis yang siap mereka kumpulkan sebagai tugas perkuliahan. Parahnya, karya tulis tersebut seringkali tidak disertai sumber atau alamat darimana tulisan tersebut didownload atau diunduh. Sehingga seolah-olah si pengumpul tugas ingin mengklaim karya tulis tersebut sebagai karya orisinalitas mereka.

Mengapa copy paste ini marak terjadi? Salah satunya menurut penulis karena keinginan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas menulis atau mengarang yang diberikan oleh dosen mereka secara cepat dan mudah. Salah satu dalih yang sering kita dengar, karena banyaknya tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh dosen pada mereka. Muncul pula dalam pemikiran mereka, karya tulis yang mereka buat tidak akan serius dibaca oleh dosen-dosen mereka, karena keterbatasan waktu dan kesibukan dosen. Muncul anggapan: “yang penting selesai.”

Alasan lain, karena sifat malas yang menjangkiti mahasiswa. Apalagi, pekerjaan menulis bagi sebagian mahasiswa dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan. Satu-satunya cara yang paling gampang adalah dengan meng-copy paste tulisan yang tersedia di internet.

Keadaan ini jelas kontraproduktif, terutama dengan usaha menumbuhkan tradisi menulis di kalangan mahasiswa. Keadaan ini juga bertentangan dengan tujuan pencerdasan bangsa sebagaimana amanat UUD 1945. Kecuali itu, bukankah salah satu ciri bangsa yang maju dan cerdas adalah bangsa yang maju tradisi tulis dan bacanya, sebagai bagian dari budaya hidup masyarakatnya?.

Hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kebiasaan buruk tersebut, di antaranya:

Pertama, pada mahasiswa sebaiknya sejak awal (misalnya pada semester 1) diberikan pedoman atau etika pengutipan karya tulis, seperti penyebutan nama penulis dan alamat website yang diunduh. Jadi untuk mendalami aturan penulisan karya tulis ilmiah, tidak harus menunggu saat masa-masa pengerjaan tugas akhir atau skripsi. Seputar teknis penulisan dan etika pengutipan sebaiknya telah dipahami mahasiswa sejak semester awal, sehingga pada semester-semester berikutnya, mereka tidak lagi kebingungan dalam pembuatan karya tulis.

Kedua, mahasiswa perlu diberikan kesempatan atau dilibatkan dalam pelatihan menulis atau kegiatan-kegiatan meneliti, sehingga mereka terbiasa berpikir dan menuangkan pikiran atau ide-idenya ke dalam bentuk tulisan. Setidaknya pelatihan menulis atau pelibatan mahasiswa dalam kegiatan meneliti, akan menambah pengalaman mahasiswa, terutama dalam mengorganisasikan buah pikiran mereka ke dalam bentuk karya tulis.

Ketiga, mahasiswa perlu membiasakan atau dibiasakan mempresentasikan karya tulis ilmiahnya di depan kelas. Manfaat positifnya, makalah yang mahasiswa buat langsung dikoreksi oleh dosen, dan mendapat catatan revisi dari dosen untuk diperbaiki oleh mahasiswa yang bersangkutan. Sekurang-kurangnya, mahasiswa sang pembuat karya tulis ilmiah akan mempelajari isi karya tulis yang mereka kumpulkan ke dosen.

Keempat, mahasiswa perlu didorong dan dimotivasi untuk kreatif dan inovatif dalam menulis. Maksudnya, dalam menulis para mahasiswa mesti dapat mengeksplorasi isi karya tulis ilmiahnya sedemikian rupa dan mencerminkan sejauh mana kreatifitas dan inovasi seorang mahasiswa ikut serta dalam ide-ide tulisannya. Pada konteks ini, mahasiswa tidak lagi mengcopy paste apa yang mereka peroleh dari internet (seperti tulisan-tulisan yang tersebar di blogspot, wordpress, kompasiana, dsb), melainkan hanya sebatas pelengkap. Substansi tulisan mereka tetap beranjak dari ide-ide mereka sendiri.

Kelima, menjelaskan kepada para mahasiswa tentang urgensitas keterampilan menulis. Tidakkah dalam penyusunan proposal kegiatan memerlukan kemampuan dalam menuangkan ide-ide ke atas kertas? Demikian pula, jika masa depan mengantarkan mereka menjadi guru dan bahkan dosen, kemampuan menulis jelas amat diperlukan.

Keenam, secara periodik perlu diadakan sayembara menulis esei atau sayembara penulisan karya tulis ilmiah di kalangan mahasiswa.

Fenomena copy paste jelas kontraproduktif terutama dengan usaha menumbuhkan tradisi menulis di kalangan mahasiswa. Untuk mengurangi trend copy paste di kalangan mahasiswa, semua unsur kampus mesti terlibat serta. Semua mesti berkomitmen dalam menumbuhkan kembangkan budaya literasi di kampus. Terpenting dari semua unsur yang ada, dosen mestilah menjadi panutan yang baik dalam hal menulis. Mari kita menulis dengan jujur!.***

No comments:

Mahasiswa dan Copy Paste Karya Tulis Ilmiah

  MENUMBUHKAN tradisi menulis  di kalangan mahasiswa bukanlah perkara gampang. Apalagi, belakangan muncul gaya hidup instant di kalangan mah...